Image: nttonlinenews.com |
Timex, Minggu (29/11)
KUPANG, Timex--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diingatkan akan mempertimbangkan kembali rencana pengembalian kerangka (tulang-belulang Red) presiden pertama Timor Leste, Nicolau Lobato dari Indonesia kepada pemerintah Timor-Leste.
Peringatan ini dilontarkan mantan Wakil Panglima Pasukan Pejuang Integrasi (PPI), Eurico Guterres kepada koran ini, Minggu (29/11) menanggapi permintaan Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta supaya pemerintah Indonesia mengembalikan tulangnya Nicolau Lobato kepada rakyat Timor-Leste untuk dimakamkan.
Permintaan Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta ini disampaikan pada upacara memperingati Proklamasi kemerdekaan Timor-Leste, Sabtu (28/11) yang disiarkan secara langsung oleh TVTL.
"Saya sarankan kepada Indonesia sebaiknya dapat dipertimbangkan proses pengembalian tulang Nicolau Lobato kepada pemerintah Timor-Leste tapi dengan syarat yaitu pemerintah Timor Leste juga harus bersedia untuk mengembalikan tulangnya pada tokoh Apodeti bersama 60 ribu warga sipil yang dibantai secara sadis dan keji oleh Falintil pimpinan Nicolau Lobato dan Xanana Gusmao pada tahun 1975 kepada pemerintah Indonesia atau serendah-rendahnya kepada keluarganya di Indonesia," tandas Eurico.
Eurico berargumen, tulang Nicolau Lobato tidak sebanding dengan tulang 60 ribu warga sipil yang dia bantai di seluruh wilayah Timor-Leste. "Jadi saya perisilahkan kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan proses pengembalian tulang Nicolau Lobato kepada Ramos Horta. Tapi ramos Horta tidak boleh mengabaikan aspirasi warga Indonesia tentang tulang anggota keluarganya," jelasnya.
Eurico Guterres yang juga Ketua DPW PAN NTT kembali menegaskan, kalau pemerintah Indonesia bersedia mengembalikan tulang Nicolau Lobato kepada Ramos Horta, maka pemerintah Indonesia juga harus minta kepada Ramos Horta untuk mengembalikan tulang tokoh-tokoh Apodeti yang dibantai FALINTIL bersama 60 ribu warga sipil kepada keluarganya di Indonesia. "Keluarga para korban yang berada di Indonesia sampai saat ini dalam posisi menunggu, seperti apa sikap pemerintah Indonesia atas permintaan Ramos Horta itu," paparnya.
Sikap keluarga korban yang berada di Indonesia lanjut Eurico adalah ingin agar pemerintah Indonesia dan Timor-Leste menyiapkan waktu yang tepat dalam melakukan pertukaran tulang di perbatasan sebagai solusi untuk mengakhiri semua permasalahan diantara Indonesia dan Timor-Leste.
Ia menambahkan, pemerintah Indonesia dan Timor-Leste sebaiknya mengadakan upacara pertukaran tulang di perbatasan. Biar dalam upacara itulah pemerintah Indonesia menyerahkan tulang Nicolau Lobato dan pemerintah Timor-Leste menyerahkan tulang tokoh-tokoh Apodeti.
"Dengan harapan, melalui upacara pertukaran tulang antara Indonesia degan Timor-Leste dapat melahirkan perdamaian abadi bagi kita semua. Semoga harapan kami ini dapat di dengar oleh pemerintah Indonesia dan Timor Leste," pungkasnya.(vit)
No comments:
Post a Comment